Jurnal Manusia

sahabatku, matahari senja.
aku selalubertanya kepadamu, apakah aku ini manusia?
setelah bersetubuh dengan ruang dan menjelajahi waktu, aku takpernah menemukan jawabnya, dan kau hanya diam.



sahabatku, matahari senja.
akhirnya aku berandai-andai. andai saja aku ini benar manusia, berarti aku ini adalah mahluk paling mulya, yang diciptakan penciptaku danjuga penciptamu. akupun kembali bertanya apakah benar aku ini mahluk paling mulya? lebih mulya dari engkau yang setiap senja memencarkan rona indah meskipun pekatnya malam mulai merenggut cahayamu. dan dipagi harinya tanpa sesal kau muncul lagi dengan seutas senyum indahmu. sedangkan aku?

sahabatku, matahari senja.
kau pernah bilang dalam diammu. yang boleh kencing di jalan adalah anjing jalanan. tapi dengan pongah aku merampas haknya, aku kencingi jalanan. akupun kembali bertanya apakah merampas hak anjing jalanan adalah perbuatan mulya hingga aku dikatakan mahluk paling mulya?

sahabatku, matahari senja.
apakah pakaian yang membuat aku disebut mahluk paling mulya?
hanya karena aku memakai dasi, padahal perbuatan ku dengan tikus sama-sama mencuri, tapi aku dikatakan tikus berdasi. apakah itu lebih mulya sahabatku?

sahabatku, matahari senja.
kau takperlu menjawab serentetan pertanyaanku! karena kalau memang benar aku ini manusia yang dikatakan mahluk paling mulya, aku harus tau jawabannya.

Posting Komentar

0 Komentar